Pernah mendengar kata ‘bullying’?
Pernah menjadi pelaku atau korban bullying?
Kalau situ polos banget dan benar-benar clueless tentang
bullying, saya berbaik hati mencarikan artinya via Google Translate dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring ya, hahaha
Jadi intinya bullying ini adalah perilaku yang dilakukan
berulang-ulang dengan tujuan mengganggu orang lain yang lebih lemah darinya.
Sampai sini, ada yang sudah mulai membatin pernah menjadi pelaku atau korban
bullying?
Bullying yang dilakukan lewat kontak fisik bisa berupa
memukul, mendorong, atau bentuk kekerasan lain yang tidak seharusnya dilakukan
pada seseorang. Bullying verbal contohnya adalah menghina, memanggil dengan
julukan yang tidak pantas, atau membentak. Sedangkan bullying psikologis
misalnya menyebarkan gosip, mengajak untuk mengucilkan, atau dengan sengaja
menghancurkan reputasi seseorang.
Seringnya, korban bullying punya sesuatu yang spesial dalam
dirinya, entah itu karena cantik sekali, pintar sekali, mudah bergaul *tapi ada
yang iri, kemudian di-bully*, atau justru memiliki kekurangan yang membuatnya
mudah menjadi target olok-olokan. Kadang berbeda suku, ras, atau agama dengan
mayoritas pun bisa dengan mudah menjadi target bullying.
Sementara pelakunya adalah orang-orang yang mendapat
kepuasan setelah menindas seseorang, atau karena merasa iri dan terancam karena
merasa tidak se-spesial target bully-nya. Biasanya sih yang macem begini ini
seringnya terjadi di sekolah, si kakak-kakak kelas kurang oke lalu menindas
adik kelas yang kece-nya kebangetan. Takut kalah femes getoh.
Dampak yang terlihat secara langsung tentu terhadap korban.
Meski kadang tak sampai terluka secara fisik, korban bullying pasti mengalami
tekanan secara psikologis. Hal ini yang dapat membuat korban mudah cemas, takut
bersosialisasi, takut mencoba hal-hal baru, depresi berkepanjangan, jatuh
sakit, hingga berakhir dengan bunuh diri. Iya, seserius itu loh dampak bullying
ini.
Kalaupun tak sampai begitu, korban bullying juga bisa
berpotensi menjadi pelaku kepada orang yang lebih lemah darinya karena ingin
membalas dendam. Jadi lingkaran setan
yang tak putus-putus kayak senior yang dulu meng-ospek juniornya, dan
junior-nya akan membalas pada juniornya lagi. Begituuu terus entah sampai
kapan. Mungkin tunggu ganti rektor dulu *ini apa ya*
Selain terhadap korban, bullying juga memberi dampak
terhadap pelaku. Karena terbiasa mengontrol orang lain, pelaku bullying menjadi
kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dia juga akan berpotensi
menjadi seseorang yang agresif dan mudah melanggar peraturan hingga melakukan
tindakan kriminal.
Oleh karena itu, jangan remehkan kasus olok-olokan macam
begini terjadi di lingkungan kita ya. Jauhkan juga tayangan-tayangan yang
mengedepankan olok-olokan sebagai materi utama candaannya. Biar nggak ditiru
dan karena memang becandaan lo nggak lucu, bray!
Kasus bullying memang menjadi isu serius di seluruh dunia.
Tentu penyebabnya karena sudah jatuh banyak sekali korban. Tapi ternyata ada
juga beberapa orang terkenal yang dulunya adalah korban bullying. Saya nggak
hafal semua kisahnya ya, saya cuma ingat-ingat namanya saja. Mungkin sudah
banyak yang tau kalau Taylor Swift, Selena Gomez, Katy Pery, dan Demi Lovato
dulunya adalah korban bullying. Bahkan Justin Timberlake, Tom Cruise, dan
Christian Bale juga. Tapi lihat bagaimana mereka sekarang. Yap, mereka tak
membiarkan bullying mengambil alih hidup mereka.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya pernah menjadi
pelaku atau korban bullying?
Dengan sangat berat hati saya jawab, Ya.
Sebenarnya saya sudah dengan sengaja melupakan kejadian itu
dan menghapus memorinya dari folder nostalgia masa kecil saya. Bukan karena
cemas atau takut, saya justru merasa marah ketika ingat masa-masa saya
di-bully. Penyakit hati yang nggak boleh dipiara sebenarnya :D
Dulu saya di-bully karena saya lebih nyambung dalam
pelajaran dibanding teman-teman sekelas. Saya di-bully-nya barengan sama teman
yang sering nggak nyambung ke pelajaran.
Trus njaluk.e piye?
Kadang saya suka
bingung sih teman-teman saya dulu makan apa. Sama temen pinter gak mau, sama
yang kurang pinter juga ogah -_____-“
Kadang memang luka secara psikologis lebih lama sembuhnya.
Itulah kenapa bullying harus dihentikan agar tak ada lagi nyawa yang melayang
sia-sia, bakat yang tak jadi berkembang, atau pribadi menyenangkan yang
menghilang.
Kalau di lingkungan kita ada yang terindikasi korban atau
pelaku bullying, segera diatasi ya. Diberikan pendampingan yang cukup, apalagi
kalau masih bocah. Ini calon-calon pemimpin di masa depan untuk negara kita
loh.
Yuk say no to bullying!
No comments:
Post a Comment