October 28, 2016

Ayo Lawan Bullying!



Pernah mendengar kata ‘bullying’?

Pernah menjadi pelaku atau korban bullying?

Kalau situ polos banget dan benar-benar clueless tentang bullying, saya berbaik hati mencarikan artinya via Google Translate dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring ya, hahaha

Jadi intinya bullying ini adalah perilaku yang dilakukan berulang-ulang dengan tujuan mengganggu orang lain yang lebih lemah darinya. Sampai sini, ada yang sudah mulai membatin pernah menjadi pelaku atau korban bullying?
Umumnya bullying memang dilakukan secara langsung, baik itu lewat kontak fisik, verbal, maupun psikologis. Tapi di era digital seperti sekarang, bullying bisa muncul juga dalam bentuk cyberbullying seperti lewat kolom komentar di media sosial, sms, atau telepon.



Bullying yang dilakukan lewat kontak fisik bisa berupa memukul, mendorong, atau bentuk kekerasan lain yang tidak seharusnya dilakukan pada seseorang. Bullying verbal contohnya adalah menghina, memanggil dengan julukan yang tidak pantas, atau membentak. Sedangkan bullying psikologis misalnya menyebarkan gosip, mengajak untuk mengucilkan, atau dengan sengaja menghancurkan reputasi seseorang.

Seringnya, korban bullying punya sesuatu yang spesial dalam dirinya, entah itu karena cantik sekali, pintar sekali, mudah bergaul *tapi ada yang iri, kemudian di-bully*, atau justru memiliki kekurangan yang membuatnya mudah menjadi target olok-olokan. Kadang berbeda suku, ras, atau agama dengan mayoritas pun bisa dengan mudah menjadi target bullying.




Sementara pelakunya adalah orang-orang yang mendapat kepuasan setelah menindas seseorang, atau karena merasa iri dan terancam karena merasa tidak se-spesial target bully-nya. Biasanya sih yang macem begini ini seringnya terjadi di sekolah, si kakak-kakak kelas kurang oke lalu menindas adik kelas yang kece-nya kebangetan. Takut kalah femes getoh.

Dampak yang terlihat secara langsung tentu terhadap korban. Meski kadang tak sampai terluka secara fisik, korban bullying pasti mengalami tekanan secara psikologis. Hal ini yang dapat membuat korban mudah cemas, takut bersosialisasi, takut mencoba hal-hal baru, depresi berkepanjangan, jatuh sakit, hingga berakhir dengan bunuh diri. Iya, seserius itu loh dampak bullying ini.

Kalaupun tak sampai begitu, korban bullying juga bisa berpotensi menjadi pelaku kepada orang yang lebih lemah darinya karena ingin membalas  dendam. Jadi lingkaran setan yang tak putus-putus kayak senior yang dulu meng-ospek juniornya, dan junior-nya akan membalas pada juniornya lagi. Begituuu terus entah sampai kapan. Mungkin tunggu ganti rektor dulu *ini apa ya*


Selain terhadap korban, bullying juga memberi dampak terhadap pelaku. Karena terbiasa mengontrol orang lain, pelaku bullying menjadi kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dia juga akan berpotensi menjadi seseorang yang agresif dan mudah melanggar peraturan hingga melakukan tindakan kriminal.

Oleh karena itu, jangan remehkan kasus olok-olokan macam begini terjadi di lingkungan kita ya. Jauhkan juga tayangan-tayangan yang mengedepankan olok-olokan sebagai materi utama candaannya. Biar nggak ditiru dan karena memang becandaan lo nggak lucu, bray!

Kasus bullying memang menjadi isu serius di seluruh dunia. Tentu penyebabnya karena sudah jatuh banyak sekali korban. Tapi ternyata ada juga beberapa orang terkenal yang dulunya adalah korban bullying. Saya nggak hafal semua kisahnya ya, saya cuma ingat-ingat namanya saja. Mungkin sudah banyak yang tau kalau Taylor Swift, Selena Gomez, Katy Pery, dan Demi Lovato dulunya adalah korban bullying. Bahkan Justin Timberlake, Tom Cruise, dan Christian Bale juga. Tapi lihat bagaimana mereka sekarang. Yap, mereka tak membiarkan bullying mengambil alih hidup mereka.



Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya pernah menjadi pelaku atau korban bullying?

Dengan sangat berat hati saya jawab, Ya.

Sebenarnya saya sudah dengan sengaja melupakan kejadian itu dan menghapus memorinya dari folder nostalgia masa kecil saya. Bukan karena cemas atau takut, saya justru merasa marah ketika ingat masa-masa saya di-bully. Penyakit hati yang nggak boleh dipiara sebenarnya :D

Dulu saya di-bully karena saya lebih nyambung dalam pelajaran dibanding teman-teman sekelas. Saya di-bully-nya barengan sama teman yang sering nggak nyambung ke pelajaran. 

Trus njaluk.e piye? 

Kadang saya suka bingung sih teman-teman saya dulu makan apa. Sama temen pinter gak mau, sama yang kurang pinter juga ogah -_____-“



Kadang memang luka secara psikologis lebih lama sembuhnya. Itulah kenapa bullying harus dihentikan agar tak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia, bakat yang tak jadi berkembang, atau pribadi menyenangkan yang menghilang.

Kalau di lingkungan kita ada yang terindikasi korban atau pelaku bullying, segera diatasi ya. Diberikan pendampingan yang cukup, apalagi kalau masih bocah. Ini calon-calon pemimpin di masa depan untuk negara kita loh.

Yuk say no to bullying!

No comments:

Post a Comment