October 28, 2016

Ayo Lawan Bullying!



Pernah mendengar kata ‘bullying’?

Pernah menjadi pelaku atau korban bullying?

Kalau situ polos banget dan benar-benar clueless tentang bullying, saya berbaik hati mencarikan artinya via Google Translate dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring ya, hahaha

Jadi intinya bullying ini adalah perilaku yang dilakukan berulang-ulang dengan tujuan mengganggu orang lain yang lebih lemah darinya. Sampai sini, ada yang sudah mulai membatin pernah menjadi pelaku atau korban bullying?

Ex-Lover



Kali ini mau membahas topik yang agak sensitif untuk sebagian orang mungkin ya. Kalau buat saya dan suami sih biasa aja, hahaha. Perkara masa lalu sih kalau buat kami ya dibuat pelajaran aja. Diambil hikmahnya, dan diusahakan jangan sampai kembali jatuh ke lubang yang sama. *sok iyes banget bahasanyeee :p

Topik ini kami bahas sambil ayam-ayaman ngantuk dan mati gaya karena gerimis seharian di Cikarang. Kayaknya sih hampir di sebagian wilayah lain juga gerimis awet begini ya. Sepanjang hari sejak pagi dan baru berhenti ketika sore menjelang. Sepertinya memang sudah musimnya. Jangan lupa jaga kesehatan ya, teman-teman.

October 21, 2016

Inspiring People #6


Di zaman sekarang, peran perempuan sudah cukup terlihat di banyak bidang. Meski kasus kekerasan atau pelecehan terhadap perempuan masih marak terjadi, setidaknya kita sudah bisa bersyukur karena perempuan sudah dapat mengembangkan diri seluas mungkin. Termasuk berhak untuk mendapat pendidikan dan memilih karirnya sendiri.
Bicara tentang kisah perempuan sukses, mungkin beberapa dari kita akan langsung terbayang seorang Sri Mulyani atau mungkin Najwa Shihab. Yang lain lagi mungkin akan terbayang Angela Merkel yang seorang kanselir Jerman atau Hillary Clinton yang tengah berjuang merebut simpati Amerika dan menjauhkan Donald Trump dari politik Amerika. *saya nggak dukung Hillary juga sih, tapi mendingan, daripada Trump, pffffttt



October 14, 2016

[Review] Belanja Kompor via Blibli.com


Seperti yang sudah pernah saya ceritakan di postingan beberapa waktu lalu, saya dan suami saat ini tinggal di kontrakan baru yang lokasinya lebih jauh lagi dari kantor. Harga sewanya jauh lebih murah dengan ukuran yang lebih luas. Hanya saja, dibandingkan tempat yang dulu, rumah kami sekarang ini tak dilengkapi dengan peralatan lengkap seperti di rumah yang lama. Hanya tersedia lemari, spring bed, AC (yang ternyata tak bisa menyala dan kami malas mau servisnya), meja untuk menaruh televisi, dan kursi tamu sederhana yang terbuat dari bambu. Bandingkan dengan rumah sewa yang dulu, yang sudah dilengkapi juga dengan kulkas, kompor, kitchen utensils, hingga peralatan tukang-menukang di belakang rumah.
Oleh sebab itu, mau tak mau, kami harus menyiapkan semua yang kami butuhkan sendiri. Tak ada kompor, berarti tak bisa memasak. Tak bisa memasak, berarti siap-siap pengeluaran membengkak, sehingga membeli kompor menjadi prioritas kami di minggu-minggu pertama pindah rumah.

October 7, 2016

Blog Baru Suami


Orang bilang, kebiasaan kita akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang terdekat. Bener kayak gitu nggak? Bisa jadi sih. Kan katanya kalau bergaul sama orang yang jualan parfum, kita bisa ketularan wanginya, hohoho. Saya bergaulnya sama alat gelas di lab, apakah nanti saya akan menjadi mudah retak juga? *abaikan*
Kebiasaan saya membuat tulisan a.k.a menulis di blog ini ternyata mempengaruhi orang terdekat saya. Sebut saja Abang, wakakakak. Sebenarnya sejak saya kenal Abang dulu, saya juga tau dia suka menulis. Beberapa jejaknya masih tertinggal di notes Facebook dengan jumlah yang nggak kalah dengan jumlah postingan yang saya publish di blog ini, hahaha (search aja Facebook Tomy Pratama–itupun kalau nggak di-private :p). Jadi ketika minggu lalu dia bilang pingin punya blog juga, saya nggak terlalu kaget.
Kali ini berhubung saya lebih senior dalam per-blog-an, dia jadi banyak tanya-tanya tentang blogspot *padahal gampang* dan dalam waktu kurang dari sebulan, dia sudah bikin 3 postingan, weheeheee XD

October 4, 2016

Marriage Roller Coaster




Kalau dihitung-hitung sudah hampir dua tahun lebih saya menginjakkan kaki di Cikarang. Semuanya berawal dari Praktik Kerja Profesi (PKP) di industri awal Maret tahun 2014 lalu. Saya dan beberapa rekan seperjuangan profesi harus melakukan praktik kerja selama kurang lebih tiga bulan. Tanpa disangka, kesempatan untuk bekerja di industri pun datang, dan saya memutuskan untuk menerimanya.
Keputusan untuk mengambil kesempatan bekerja di sini bukan tanpa pertimbangan. Hal pertama yang terlintas di pikiran adalah restu orang tua. Meski Mama dan Ayah begitu membebaskan semua keputusan masa depan di tangan saya, rasanya saya masih ragu karena dengan merantaunya saya ke sini, kesempatan untuk tinggal bersama ataupun mengunjungi mereka pun akan makin terbatas. Terlebih saya sudah tak tinggal serumah begitu merantau ke Surabaya untuk kuliah.