August 11, 2016

[Reflection] Backstabber

Tetiba ingatan kembali ke beberapa tahun yang lalu.

Ketika folio bergaris dan pulpen setia menemani sepanjang hari. Ketika kuliah-rapat masih menjadi rutinitas, dan belajar sambil menyelesaikan laporan tetap menjadi prioritas.

***

Saya hanyalah mahasiswa biasa ketika kuliah. Tinggal di kos yang berjarak 10 menit berjalan kaki dari kampus, dibekali dengan netbook Acer putih dan modem Smartfren yang selalu terisi kuota setiap bulan, tak pernah masak sendiri karena makanan di kantin kampus sudah cukup bergizi dan warung tenda selalu buka di malam hari.

Ketika kuliah, saya tak banyak sibuk dengan organisasi. Hanya sempat aktif di salah satu divisi kampus, dan beberapa kepanitiaan untuk sekedar mencari kesibukan saat bosan dengan struktur obat atau bentuk stomata tanaman. Berada dalam organisasi dapat menjadi cerminan lingkungan sehari-hari. Ketika bahagia, bisa jadi kita menganggapnya sebagai tempat yang paling kita cintai. Tapi ketika banyak masalah, bisa saja kita menganggap tempat ini bagaikan neraka yang ingin kita jauhi.

Sejauh ini, saya telah memperoleh teman dekat sekaligus pernah kehilangan salah satu teman bicara karena organisasi. Sedih? Sangat!

Saya pernah merasa sangat diinginkan dalam organisasi, tapi tak lama kemudian saya memperoleh fakta bahwa keberadaan saya di sana ternyata tak penting-penting amat. Kecewa? Pasti!

Saya kehilangan teman yang sangat mempercayai saya, karena saya lebih percaya pada orang lain yang sangat saya hormati di organisasi. Menyesal? Rasanya tak perlu saya jawab.
Fase-fase kehidupan ini mungkin tak akan saya lalui apabila saya tak mengikuti organisasi atau kegiatan apapun. Meskipun rasanya sedih, kecewa, menyesal, tapi toh saya tetap syukuri hingga sejauh ini. Dari situ saya belajar bahwa kepercayaan adalah harga mati. Sekali berubah, tak akan bisa diperbaiki lagi.


Hingga saat ini, pandangan sinis saya terhadap mereka-mereka yang telah menyakiti ini mungkin masih sama. Mereka yang melihat potensi saya sebelah mata, mereka yang senyam-senyum remeh melihat indeks prestasi saya, mereka yang dengan teganya menghasut saya agar menjauhi sahabat saya, mereka yang saya kira sedang memperjuangkan sesuatu yang baik untuk saya tapi ternyata…  ;)

A very talented backstabber, ha?


No comments:

Post a Comment