August 19, 2016

Feeling dan Komik Favorit

Annyeong~~~

Cikarang akhir-akhir ini hujan terus nih, bikin malas ngapa-ngapain, hahaha. Kerjaan di kantor juga cukup menyita pikiran, jadilah nggak bisa produktif-produktif amat bikin tulisan. *alibi

Sebelumnya saya sudah pernah cerita kan ya kalau Feeling ini terbentuk karena kebetulan kami semua punya hobi membaca novel dan komik?

Dulu ketika zaman SMP, kami semua suka sekali pergi ke tempat persewaan komik dan merelakan uang jajan kami yang tak seberapa untuk ditukarkan dengan sewa komik selama beberapa hari. Kalau tak salah ingat namanya Asri Online. Koleksi komiknya lengkap, terutama koleksi komik yang memang sudah terbit lama di Indonesia dan sudah selesai serinya ya.

Komik-komiknya disusun seperti di perpustakaan ala ala film begitu. Jadi lemarinya tinggiii sekali, menempel di dinding dan tingginya sampai hampir menyentuh plafon. Urutannya sesuai abjad, dan kalau kami sedang ingin mencari komik yang letaknya di atas, kami harus naik tangga yang sebelumnya harus digeser-geser dulu, hahaha. Yang bikin sebal adalah ketika sedang butuh tangga, tapi kemudian ada yang “nangkring” di tangga paling atas sambil baca komik. Deuh. Ada nih dulu kakak kelas saya SMA yang dulu suka begini. Dulu pernah saya sepak juga kakinya gara-gara sebal ketika kami sama-sama sedang di situ, wkwkwkwk



Saya dan Feeling menyukai hampir semua jenis dan genre komik. Ada komik yang kami suka sama-sama, tapi ada juga yang berbeda. Yaaa… namanya juga selera ya. Tapi sebenarnya kecenderungan kami semua hampir lebih ke komik fantasi dan detektif. Kazu dan Kinta sepertinya cukup suka serial cantik juga, tapi kalau saya sih ogah, hahaha

Seingat saya dulu kami pernah menyewa komik Cardcaptor Sakura seri 1 – 12. Lengkap. Bahkan kami sampai membuat daftar kartu apa saja yang ditangkap oleh Sakura, hahaha *bocah SMP*




Kami juga pernah meminjam komik DDS-Q, singkatan dari Dan Detective School-Q, dari 1 – 22. Lengkap juga. Untuk komik yang ini, kami suka setengah mati sampai-sampai memberi julukan nama kami menggunakan nama karakter DDS-Q. Sudah tau kan sekarang kenapa saya sering dipanggil “Meg”? hahaha.


Sebelum bertemu dengan teman-teman yang kebetulan sehobi ini, saya sendiri sudah menyukai komik sejak SD. Komik pertama saya adalah Sailor Moon R pemberian murid les ayah. Setelah itu baru lah saya sering diajak ke Gramedia dan berdiam lama-lama di sana untuk baca komik gratis, hahaha.

Berhubung dulu juga saya sering diajak ke Jalan Semarang atau Pasar Blauran untuk membeli buku pelajaran, koleksi komik juga jadi ikut bertambah karena jadi sering beli komik bekas yang harganya jauh lebih murah *sukanya yang mureeee :))

Komik yang hingga kini saya ikuti adalah Fairy Tail dan Detective Conan. Heeeaaa… mainstream ya, wkwkwk. 




Kalau suka Fairy Tail karena rekomendasi suami, Detective Conan beda lagi. Saya menyukai komik Detective Conan sejak saya menonton anime-nya ketika kecil dulu–di Indosiar waktu itu- dan langsung suka dengan… eerrr… Ran Mouri, hahaha. Saya kemudian mengoleksi komiknya sedikit demi sedikit meski dengan urutan yang tak menentu.

Setelah kuliah saya jadi makin sering berburu komik Conan, terutama karena akses saya ke toko buku besar dan diskon seperti Togamas jadi makin mudah. Setiap muncul edisi baru saya langsung beli. Dulu awal-awal koleksi, saya beli hanya 7ribuan deh, kok sekarang sudah 20ribu aja ya.. *nangis



Koleksi komik dari 50an hingga 70an saya titipkan di lemari Kinta karena tak menungkinkan untuk dibawa ke sini. Ternyata yang ada di sini juga tetap saja lumayan karena nambah-nambah terus.

Kalau ada yang belum tau Detective Conan, saya beritahu garis besarnya deh. Detective Conan ini menceritakan tentang kehidupan dan kasus-kasus detektif SMA terkenal di Jepang bernama Shinichi Kudo. Gantheng sih. Saya aja ngefans, hahaha. Shinichi ini adalah anak dari novelis misteri terkenal bernama Yusaku Kudo dan mantan aktris Yukiko Kudo. Shinichi pinternya kebangetan deh kalau saya bilang. Tapi ya mungkin ini yang membuat dia jadi keliatan fiksi banget ya. Sepertinya di dunia nyata belum ada orang macam dia deh.

Suatu ketika, Shinichi mencurigai adanya transaksi kejahatan ketika sedang berada di taman hiburan bersama temannya, Ran Mouri. Shinichi dipaksa minum obat APTX 4869 yang ternyata bisa membuat tubuhnya mengecil. Naaah… mulai dari sini deh petualangannya dimulai. Shinichi menyamar dan menggunakan nama Conan Edogawa untuk tinggal di rumah Ran sambil mencari informasi tentang penjahat yang mengecilkan tubuhnya dengan obat.

Ran Mouri ini nih karakter favorit saya. Meskipun cengeng dan takut hantu, tapi dia jago karate dan pintar masak, hihihi. Dia juga setia sekali sama Shinichi meskipun harus LDR bertahun-tahun, huhuhu




Hingga saat ini, plot Detective Conan mau dibawa ke mana juga saya belum bisa nebak. Padahal komiknya saja sudah terbit hingga komik ke-89. Di Jepang sendiri sudah terbit chapter ke-969. Oiya saya juga masih cukup sering baca online sih, karena memang cenderung lebih cepat update, tapi versi fisiknya juga saya koleksi, hohoho *tetap support Pak Aoyama Gosho. Jadi kapan mau dikelarin, Pak? *digetok

Selain versi komik, Detective Conan juga sudah dibuat versi anime dan ada filmnya juga. Film yang rilis terbaru tahun kemarin adalah film ke-19 berjudul Sunflowers of Inferno saya tonton di Cinemaxx. Yeeaayy. Pengalaman pertama loh ini, nonton anime di bioskop. *norak *biarin. Rencananya film ke-20 yang dirilis tahun ini (The Darkest Nightmare) akan ditayangkan lagi di Cinemaxx. Hmm… saya sudah tak sabar.. wawawawawaw



Itu sekilas ulasan tentang komik favorit saya ya. Sebenarnya ada Fairy Tail juga, tapi kapan-kapan saja lah, hahaha. Saya merekomendasikan komik ini untuk kalian-kalian yang mungkin lagi suntuk atau butuh Me Time karena bosan caper sama gebetan, wkwkwkwk. Karena Me Time nggak harus makan mie, jadi bisa banget lah ya, baca-baca lewat smartphone aja dulu kalau belum ingin beli komiknya *ngemengepe*. Sambil seruput-seruput Milo hangat, hujan-hujan, hmm… :3



See you!



No comments:

Post a Comment