![]() |
Gambar diambil dari sini |
Beberapa
waktu lalu, belum habis saya membaca berita tentang kebakaran yang meludeskan
Pasar Klewer di Solo, muncul update berita tentang hilangnya pesawat Air Asia
QZ 8501 yang membawa penumpang dari Surabaya menuju Singapura.
Saya yang
terakhir kali bepergian menggunakan jasa maskapai ini mendadak parno. Selama
hidup, baru 3 kali saya naik pesawat. Takut? Jangan ditanya. Tapi memang hanya
angkutan udara inilah yang bisa membawa saya ke perantauan atau kembali ke
kampung halaman tanpa membuang banyak waktu di perjalanan.
Dulu ketika
perjalanan saya yang kedua, pesawat yang saya tumpangi bergetar dan
mengeluarkan bunyi-bunyi yang aneh. Saya lihat para pramugari masih berjalan
dengan senyum yang lebar, penumpang lainpun tidak menunjukkan raut wajah
khawatir sehingga saya masih bisa berpikir bahwa hal semacam ini mungkin sudah
biasa terjadi. Apalagi ketika itu kondisi hujan. Saya mengucap syukur berulang-ulang begitu
sampai di bandara *parno tingkat dewa* Meski mungkin bagi beberapa orang
rasanya biasa saja, tapi kejadian ini benar-benar membuat saya menempatkan
perjalanan menggunakan pesawat sebagai alternatif kesekian.
Saya memang
lebih sering update berita menggunakan smartphone di sela-sela waktu karena
memang biasanya saya jarang menonton berita di televisi. Beberapa jam setelah
banyak media memberitakan hilangnya pesawat ini, tersebar berita bahwa pesawat
telah ditemukan mendarat darurat di daerah kepulauan di Sumatra. Meski tidak
ada satupun penumpang atau kru pesawat yang saya kenal, tapi saya ikut
bersyukur mendengar berita tersebut. Apalagi di berita itu disebutkan bahwa
seluruh penumpang dan kru selamat.
Tapi
ternyataaaa… kebobrokan oknum masyarakat kita kadang bisa membuat geleng-geleng
kepala. Berita “gembira” ini ternyata hoax dan kabar terbaru yang disebutkan
justru ditemukan serpihan pesawat di sekitar perairan Kalimantan. Saya yang
“hanya” membaca berita saja merasa dibohongi, bagaimana dengan mereka yang
cemas menunggu kepastian kabar keluarganya yang ikut menjadi korban? Tidakkah
para penyebar berita bohong ini berpikir bagaimana apabila mereka yang berada
di posisi keluarga yang sedang menunggu kabar penting dan ternyata kabar yang
mereka terima adalah hoax? :(
Semoga
masyarakat kita semakin dewasa dan bijak bersosialmedia ya. Semoga para korban
segera ditemukan. Semoga keluarga korban selalu dikuatkan.
Meski
berbagai berita duka mewarnai negeri ini, saya berharap di tahun yang akan
datang, kebaikan yang akan terus menyinari. Aamiin.
No comments:
Post a Comment