January 28, 2015

Cooking? Cooking!

*throwback jaman kuliah semester 4*
*dibuat sesuai dengan ingatan semata, pokoknya intinya begini :p* #maksa

Ketika itu, seorang dosen tamu dari Fakultas Kedokteran memberikan pertanyaan out of topic, “Menurut kalian ni, yang cowok-cowok, kriteria apa yang harus dimiliki perempuan untuk jadi istri kalian nanti?”
gambar dari sini
Seisi kelas kemudian ramai oleh gumaman-gumaman tidak jelas lelaki perempuan yang entah apa :p Tiba-tiba terdengar jawaban seorang teman yang dengan lantangnya menjawab, “Pinter masak!” dan langsung disambut riuh rendah dari teman-teman lain. Saya lupa kemudian apa yang terjadi dengan teman saya itu, hahahaha. 
Entah dia dibully oleh segerombol lelaki penyamun (teman-teman saya maksudnya –red-) atau dia langsung dicacimaki para wanita yang ada di sekitarnya yang belum pinter masak dan berarti tidak masuk kriteria XD
Yang pasti dia, ya si lelaki dengan kriteria istri pinter masak ini, masih hidup kok sampai sekarang. ^^
*kembali ke masa sekarang*

Sejak momen di kelas itu, saya masih menjalani hidup dengan biasa-biasa saja kok. Menganggap pendapat teman saya itu hanya lelucon yang tidak perlu saya seriusi sama sekali, hahahaha. Saya tidak kemudian takut tidak ada yang mau menjadi suami saya. Tenaaaang... tidak seekstrim itu. :p

Saya memang belum pernah memasak apapun selain membuat mie instan, mengulek sambel, dan menggoreng telur. Waktu jaman Kuliah-Kerja-Nyata (KKN) pun saya hanya bertugas sebagai pendamping teman saya yang bertugas sebagai koki. Parah? Iya, mungkin :)) Mama saya juga tidak pernah mengajari atau meminta saya belajar masak. Kalaupun membantu, saya hanya diberi tugas mengupas dan memotong sayuran, memarut kelapa, atau mencuci piring *deeeuuuuuh

Saya baru benar-benar ingin belajar memasak ketika pada akhirnya saya harus Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri bagian barat Jawa. Lha… bukannya sama-sama ngekos kayak di Surabaya? Hmm… iya sih. Tapi di tempat baru ini, kalau ingin makan ayam penyet saja, harus naik motor dulu sampai keluar cluster -___-“ 
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi saya malas keluar kos *like I usually do :p* maka saya bertekad untuk sedikit belajar memasak.

Hasilnya? Tidak begitu mengecewakan sih. Setidaknya cukuplah kalau hanya untuk sarapan atau makan malam lengkap dengan sayur. Kadang saya masih bertanya dan meminta resep dari mama, atau browsing internet untuk mencoba membuat makanan baru. Saya senang juga karena setiap makanan yang saya sajikan selalu dihabiskan oleh suami. Yeeeaaaay… ^^/

Saya akui practice makes perfect berlaku sekali untuk urusan masak memasak ini. Dari yang awalnya masih ketar-ketir takut gosong, sekarang bisa multitasking sambil cuci piring lah, menyiapkan tempat makan lah, atau kadang sambil curi-curi nonton Tetangga Masa Gitu sementara ayamnya sudah di penggorengan :p

Memasak memang bukan kriteria khusus, tapi tidak ada ruginya belajar memasak untuk yang masih punya waktu luang. Ini menurut saya lhoooo… yang waktu luangnya masih –Alhamdulillah- banyak sekali kalau hanya sekedar untuk memasakkan makanan untuk suami sepulang bekerja. Lumayan irit juga untuk keuangan rumah tangga, hahahaha *agakpelit *biarin :p

PS : Lelaki teman saya yang menyebutkan kriteria pinter masak tadi itu akhirnya jadi suami saya sekarang. Saya sudah masuk kriterianya kah? :p

No comments:

Post a Comment