Gambar koleksi lama ;) |
Oh ya.. saya selalu ingat kata-kata tersebut ketika sedang
bahagia, sedih, kecewa tapi tidak mengerti apa penyebabnya atau bagaimana hal
tersebut bisa terjadi pada saya. Pasti ada alasan dari setiap peristiwa. Sebagai seorang yang beriman, saya selalu
yakin bahwa semua yang terjadi pasti dengan campur tangan dan seizin Sang
Kuasa. Oleh karena itu, saya selalu berusaha berbaik sangka dan berpikir
positif *meskipun susahnyaaaa :p*
Saya dan pasangan bisa dibilang sama-sama cuek terhadap urusan “dapur” orang lain. Urusan sendiri saja belum selesai, rasanya kok buang-buang energi saja kalau masih harus mikirkan urusan orang. Memang sih tidak semua orang sama, tapi kadang mikir juga kenapa masih adaaaaa saja yang sudah seusia segini ini *iya, segini :p* tapi tingkah dan perilakunya tidak terkontrol. Tidak terkontrolnya antara lain yaaa tentang ngurusin urusan orang ini *mulek ae* Seperti hal.nya yang terjadi pada saya beberapa waktu terakhir.
Saya dan pasangan sudah meresmikan hubungan kami ke Kantor
Urusan Agama (KUA) sejak beberapa waktu yang lalu. Tidak ada pesta meriah,
tidak ada undangan cantik tersebar, tidak ada panitia acara, tidak ada
iring-iringan, bahkan tidak ada acara sewa-menyewa atau jahit-menjahit baju
pernikahan. Yaaaa… belum sih ya. Rencana kesana sih ada, tapi kami berdua
sepakat bahwa tidak dilaksanakan dalam waktu dekat ini memang.
Trus? Acaranya apa dong?
Hanya pengucapan ijab qabul, doa untuk kami berdua,
makan-makan seadanya dengan para tetangga dan kerabat dekat, dan foto-foto
bersama. Sudah. :)
Tapi saya sudah menerima mahar. Saya sudah sungkeman dengan orang tua dan mertua. Saya sudah memiliki Buku Nikah yang semuanya kami berdua urus sendiri di tengah-tengah jadwal pasangan yang harus ikut ujian perbaikan. Saya sudah tau rasanya deg-degan dan berdebat mengenai banyak hal menuju hari H. Dan yang terpenting dari itu semua, kami berdua sudah halal. Saya sudah tidak perlu bepergian sendirian *yeeaaay* atau menyewa dua kamar terpisah ketika liburan di luar kota, hihihi
Bukan maksud hati untuk tidak mengundang, rencana
kesana toh tetap ada. *dan semoga bisa banyak yang datang, agar lebih banyak
yang mendoakan* Bukan maksud hati menyembunyikan juga. Kalau sembunyi-sembunyi
sih mana mungkin mengundang tetangga dan beberapa rekan dari orang tua lah
yaaa.
Meskipun kami mendengar banyak gosip tidak enak yang
terdengar, kami hanya senyumi saja sih. Semoga yang menggosipkan ini segera
didekatkan jodohnya dan dimudahkan menuju pernikahannya. Meski banyak mata
memandang tidak enak, kami maju terus saja. They didn’t even know what really
happened. They didn’t wear the same shoes as me, so please don’t even judge.
Ya.. mereka-mereka yang seperti ini mungkin lupa dengan kalimat yang menjadi
judul dari postingan saya ini :)
waaaah, ginaaaaaa. Kok aku baru tauuu? waaah nikah nggak kabar2 niiih. hihihi
ReplyDeleteselamat yaaa, semoga menjadi keluarga yg samawa. aamiiin ..... doakan aku cepat menyusul juga yaaa...:3 hahaha
Nanti dikabarin kalo sudah waktunya, Ka.. XD
Deletegin..kyak nya ukuran kaki ku lebih gede :D
ReplyDeletebtw. BarakaAllah.. semoga diberi kemudahan.
Ukuran kaki.mu juauh lebih gede .-.
DeleteBtw... sama-sama... semoga keluarga barunya diberkahi Allah, dilindungi dan dimudahkan untuk langkah-langkah berikutnya... :) Salam buat Fenita
mun resepsi, jeng onjeng gin, nolongah ngakan,hehe
ReplyDeleteAllohumma allif baina kuma kamaa allafta baina adam wa hawa, amin...