Pas saya tulis ini, menurut dokter, Chil sudah sekitar 12 minggu.
***
Jadi tahun ini adalah tahun ketiga saya dan Tomy menikah, dan ternyata pas banget di tahun ketiga ini ternyata saya hamil. Wow. Pas banget di bulan pernikahan kami, pas ulang tahun ke-26 Tomy juga dia bakal jadi Bapak-Bapak.
Saya nggak nyangka sama sekali karena memang baru mau niat untuk cek dan ricek TORCH dulu sebelum niat program ke spesialis. Ini pun belum kunjung terlaksana karena biayanya mahal amit-amit *buat ukuran saya*
Jadi lah pas Agustus lalu, saya cuma galau mau ikut Tomy ke Semarang untuk meet-up sama teman-temannya atau di rumah aja. Galaunya ya karena kalau pergi berdua, pengeluarannya jadi banyak, hahaha *pelit* apalagi saya kan suka jajan, kalau ke mana-mana suka kalap beli oleh-oleh. Boros deh pokoknya, huhuhu 😓
Tapi akhirnya saya ikut, tapi Tomy nggak jadi nginep dua hari. Nginepnya jadi sehari aja, tapi kami pilih kereta yang sampai di Semarang pagi buta, dan balik ke Jakartanya malam hari. Jadi di Semarang-nya jadi kerasa dua hari penuh. Yeeaay.
Sebelum berangkat, saya sempat ragu-ragu mau cek pakai test-pack karena toh saya memang sering telat haid. Jadi yawislah nanti-nanti aja kalau sudah telatnya lama banget baru ngecek.
Kami berangkat ke Semarang dengan riang gembira, naik turun angkot, pindah jalur kereta, sakit punggung duduk di kereta ekonomi, dan begadang karena atuh lah mau bobok juga susah di kereta kan. Kalau dihitung-hitung waktu itu saya sebenarnya ternyata sudah hamil sekitar 2 mingguan 😱
Minggu depannya, saya dan Tomy ke Jakarta naik motor untuk fitting baju acara nikahan sepupu Tomy. Dari Cikarang ke Jakarta naik motor dengan bahagia, dan saya masih belum sadar kalau waktu itu lagi hamil. Sempat dikasi tatapan kasihan sama suaminya tukang (?) riasnya pas tau kami sudah tiga tahun menikah tapi belum dikaruniai anak. Yang saya balas dengan tatapan 😑 bukan urusan elu.
Saya akhirnya cek pakai test-pack seminggu setelah itu, karena kalau dipikir-pikir lama juga nih nggak haid. Kepikirannya sih bukan hamil juga, cuma takut aja kenapa-napa. Tomy juga yang ngingetin kalau masih punya testpack yang belum dipakai. Oke lah capcus.
Lihat ada garis muncul, sempat kepikiran, kok cepet ya garisnya muncul di bawah, biasanya kan agak ke atas kan garis kontrolnya. Ternyata gak lama, muncul garis satu lagi.
.
.
.
kemudian blank 😶
Kemudian ketok-ketok kamar, nyuruh Tomy ke kamar mandi, tunjukin testpack, and he said, "Ooooh"
Saya masih bengong, sisa pipis masih ada. Cek lagi pakai testpack satu lagi. Ternyata hasilnya sama. Dua garis.
Kami berdua sama-sama bengong aja di kamar, nggak ngomong apa-apa, hahaha. Antara salting, senang, takut *saya*, sempat denial juga *saya*, yang kemudian berakhir yaudah ayok bobok aja.
Saya fotoin hasil testpacknya buat kenang-kenangan. Maunya sih kabar-kabar ke keluarga nanti aja kalau udah periksa dan mastiin beneran ke obgyn. Tapi Tomy malah kirim fotonya di wa Ibu sama Arin. Hhhhh... 😢
Akhirnya ya sudah lah, Mama Ayah juga dikasitau sekalian, dengan ancaman jangan ember ke mana-mana karena entahlah saya kurang nyaman juga, hohoho *padahal sapa juga yang peduli kan*
Jadi yaaa... mulai sekarang saya bawa-bawa nyawa lain di perut. Saya panggilnya Chil aja biar beda. Masa semua dipanggil dedek/baby/debay apalah. Oke, Chil... kita berusaha bahagia sama-sama yaaa
No comments:
Post a Comment