February 1, 2017

Surat untuk Pacar Pertama

Kalau kalian mengira isi surat saya nanti adalah untuk suami saya, kalian salah besar karena tentu saja bukan, hahaha. 😛 Jadi kalau kalian kepo, bacalah sampai habis, atau berspekulasilah sesuka hati. Sok atuh mah 💃

Tulisan ini juga dibuat ala-ala Writing Challenge yang diikuti teman saya Ros (blognya yang ini) di hari kesepuluh atau kesembilan gitu deh. Saya juga lupa. Trus saya tiru-tiru, hahaha.

Untuk yang butuh klarifikasi, dan bisa menebak siapa orangnya, bolehlah mention atau ninggalin jawaban di kolom komentar. Siapa tau bener, wkwkwkwk *berasa lagi mau kuis*

***

Hai, Ko! *dari sini aja kayaknya udah buanyak yang tau* zzz zzz zzz 💁

Entah sudah berapa lama ya kita nggak ketemu. Lebih dari dua tahun pasti, karena ketika aku undang di acara pernikahanku pun kamu tak datang. Sebenarnya ketika itu aku juga bingung bagaimana caraku berbagi kabar karena hampir semua celahku untuk berkomunikasi denganmu sudah tak bisa lagi diakses. Aku hanya pernah lihat sesekali, di grup WA Toge Family, kontakmu masuk sebagai salah satu yang membaca chat yang kukirim. Sepertinya nomor hape,mu masih belum diganti. Tapi kenapa nggak pernah kamu balas ya, Ko? 😢

Setiap kali aku merindukanmu, aku akan berubah menjadi sangat rewel, dan biasanya Tomy langsung paham, sambil menyuruhku untuk tetap selalu mendoakan yang terbaik untuk masa depanmu. Sungguh, aku tak pernah tau bahwa ujianmu ketika itu ternyata bisa mengubah segalanya hingga sejauh ini. Kukira ujianmu waktu itu akan mudah terlewati. Kamu kan kuat. Aku bahkan sering lupa kalau kamu bukan lelaki. Kukira aku bisa membantu. Kukira kamu akan cepat bangkit. Kukira setelah semua terlewati, kamu akan kembali seperti dulu.

Aku nggak bisa benar-benar tau apa alasanmu hingga 'menghilang' seperti sekarang. Ketika awal-awal dulu, aku sempat marah. Kemudian aku mencoba merenung apa yang salah. Aku lalu mencoba mengingat-ingat lagi, apakah aku melakukan hal yang tak kau suka? Tapi hingga saat ini, aku tak tau jawabannya, dan rasanya sedih sekali.

Aku menganggapmu sebagai sahabat yang baik, bahkan hingga sekarang. Dulu bahkan teman-teman sering menganggap kita mirip hanya karena kita sama-sama berkacamata dan berkerudung paris ke mana-mana. Padahal aku yang gendut begini mana mungkin bisa kembar denganmu yang bahkan mendapat julukan Cungkring semasa sekolah kan?

Setiap kali melihat foto-foto semasa kuliahku, hampir selalu ada kamu di sebelahku. Kita bahkan pergi ke Pare bersama, tinggal di dorm dan tidur sekamar selama dua minggu. Itu pengalaman yang menyenangkan sekali buatku. Terutama karena aku jadi ikut-ikutan tepat waktu. Aku jadi ikut-ikutan hidup teratur. Semua itu kupelajari dari kamu.

Sekarang di Cikarang sudah ada mesin pump. Sampai saat ini aku masih main lo, Ko, hahaha. Iya memang aku nggak ingat umur. Salahkan Tomy saja, karena kadang dia yang mengajakku untuk main-main dengan mesin-mesin di situ. Bedanya sekarang aku sudah tak sanggup coba-coba level 9 atau main 4 credit langsung tanpa putus seperti yang kita lakukan dulu setiap sore sehabis kabur dari kampus. Sekarang aku sudah terlalu gendut.

Di manapun kamu berada sekarang, aku tetap mendoakan yang terbaik buat kamu, Ko. Sampai kapanpun kamu tetap sahabat baikku, pacar pertama, teman nge-pump, teman makan es krim, saudara yang cerewet.

Jika suatu hari nanti kamu berubah pikiran. Pingin ngobrol sama aku lagi, atau mungkin kangen aku, atau sekedar ingin kepo dengan kehidupanku sekarang, search saja farahgeena. Aku toh selalu menggunakan username itu di mana-mana. Tapi jangan hanya stalking ya. Sapa aku juga sesekali. Aku rindu.



No comments:

Post a Comment