Saya lagi pingin nostalgia nih, hahaha. Berhubung yang meninggalkan banyak kesan selain masa SMP adalah masa kuliah, memori indah-indah saya sih banyakan pas kuliah *yakan SMP cuma tiga tahun, Bu. Kuliahnya 5 tahun, ya banyakan kuliah atuh* 😛
Selain sibuk jadi mahasiswa yangbaik dengan rajin masuk kuliah setiap jam 7 pagi lalu pulang menjelang petang, saya juga sok merepotkan diri dengan ikut kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di kampus. Rapat panitia lah, rapat redaksi lah, bahas proker lah, kumpul kawal lah, atau sekedar nguping-nguping anak baru lagi ngomongin baksos angkatan, hahaha. Tujuannya apa lagi kalau bukan mengejar SKP kan ya? Ah nggak juga sih, wkwkwk *piye 😝
Kesibukan ala-ala ini berlanjut ke tahun kedua saya di kampus setelah punya teman sekosan anak Sastra Inggris yang berasal dari Bangkalan juga. Sebut saja namanya Indah *ya memang namanya Indah, meski saya lebih sering memanggilnya Dedek* Dia ini anak Sasing angkatan 2010, peraih beasiswa Bidik Misi di Unair, teman mbolang saya ke mana-mana, dan menyesatkan saya ke sebuah organisasi bernama Formara. 😂
Forum Mahasiswa Madura di Unair *sebut saja Formara* adalah sekumpulan mahasiswa-mahasiswa suka rujakan yang kebetulan sering ketemu aja sih *apeu* Saya bahkan tak tau organisasi ini eksis karena ketika saya masuk kuliah dulu tak ada info kalau bocah-bocah Madura di Unair punya wadah sendiri. Saya cari-cari informasi tempat kos saja susah. Untunglah ada Mbak Ulva -generasi pertama di kost DB 6- yang mau-maunya saya ribetin dengan tanya-tanya tempat kos dan saya pinjem rok-nya untuk pengukuhan, hahaha.
Indah yang pertama kali mengajak saya untuk ikut kumpul-kumpul Formara. Waktu itu, masih tanpa ada agenda yang jelas, bikin forum di belakang perpus *tempat favorit*, dan hanya sekedar kenal-kenalan sambil curi-curi pandang siapa tau ada yang bisa digebet *nggak lah, please!* Yang dari Bangkalan dikit amat ya, Kak. Masa anak Bangkalan yang masuk Unair nggak banyak sih? *iye, banyakan ke UWK soalnya, pingin jadi dokter semua*
Ternyata saat itu Formara sudah mau ganti kepemimpinan. Berdasarkan musyawarah ala-ala ini, akan dibuat skenario masing-masing kabupaten akan menunjuk satu orang perwakilan untuk menjadi calon ketua. Yang dari Bangkalan cuma ada saya, Indah, Firda, Titin juga sepertinya, Tirto, dan Ainul. Ketemu di perpus, dan langsung 'memaksa' Ainul untuk jadi calon, wkwkwkwk. Semoga Ainul nggak pernah dendam pada kami semua 😆 Kan udah gue bikinin visi-misi, Pak 😒
Singkat cerita, Ainul akhirnya jadi Ketua Formara. Saya yang nggak tau gimana caranya cari duit, disuruh jadi Danus. Sepertinya itu cara Ainul balas dendam deh -___-" Jadi lah saya paksa saja semua orang untuk ikut menemani saya berjualan di kampus C, hahaha. Waktu itu momennya daftar ulang maba, jadi sekitar auditorium jadi ramai sekali. Lahan basah banget buat jualan tisu, minuman dingin, dan kue-kue. Saya, Indah, Ainul, dan Tirto bahkan pernah merasakan dinginnya udara pagi sepanjang Dharmawangsa - Pasar Kembang untuk kulakan beli kue sehingga siangnya bisa dijual lagi. Pernah juga malam-malam ke Indogrosir berdua dengan Indah, membawa berkardus-kardus Momogi, atau gotong-gotong kresek ukuran jumbo berisi keripik singkong. Demi apa 😨😆
Saya tau betul betapa organisasi ini mulai merangkak naik dari tahun ke tahun. Dulu, kami cari dana hanya untuk menunjukkan eksistensi lewat acara Welcome Party dan acara apalah itu dulu di Taman Flora, saya lupa. Kesibukan saya menjalani kuliah di Farmasi memang membuat saya sering melewatkan kumpul-kumpul untuk brainstorming bersama teman-teman dari fakultas lain sih. Saya bahkan sering kelewatan ketika ada kumpul dan sharing-sharing bersama pembina Formara yang kebetulan ayah-nya teman sekelas saya sendiri *eeeaaa
Acara besar Formara yang bikin kepala paling mumet adalah try out akbar se-Madura pertama tahun 2012. Saya memang cuma ngurusin anggaran dan per-duit-an doang, tapi percayalah, mendengar rekan seksi lain dalam kendala itu juga bikin ikutan mumet kok. Pulang dari rumah Indah sampai malam-malam sekali, ngitungin duit berkali-kali karena khawatir ada yang ilang, natain meja di MAN, nyiapin konsumsi buat panitia, dan lain lainnya lah. Apalagi yang tahun depannya ngurusin Dies Natalis Formara yeee... nggak kebayang mumetnya lah saya.
Sekarang ini, saya sudah jadi alumni. Kami yang terdata jadi alumni, diundang dalam sebuah grup Line yang banyakan bahasannya adalah bahas jodohnya Ainul yang belum ketemu-ketemu. Doakan yuk, Gengs. 😁 Kami juga punya baju kembaran yang modelnya kayak reporter NET dan saya suka banget, hahaha. Anyway, jaket Formara saya masih di Fahri, belum dibalikin, gatau sekarang di mana. Sampai kapan pun, akan kutagih kau, Fahri 😤
Semoga Formara makin berkembang dari tahun ke tahun. Semoga makin bisa menginspirasi dan memberi kontribusi untuk tanah Madura, dan semoga Ainul segera bertemu jodohnya, biar nggak resek waeeee...💢💞💇
Selain sibuk jadi mahasiswa yang
![]() |
source |
Kesibukan ala-ala ini berlanjut ke tahun kedua saya di kampus setelah punya teman sekosan anak Sastra Inggris yang berasal dari Bangkalan juga. Sebut saja namanya Indah *ya memang namanya Indah, meski saya lebih sering memanggilnya Dedek* Dia ini anak Sasing angkatan 2010, peraih beasiswa Bidik Misi di Unair, teman mbolang saya ke mana-mana, dan menyesatkan saya ke sebuah organisasi bernama Formara. 😂
Forum Mahasiswa Madura di Unair *sebut saja Formara* adalah sekumpulan mahasiswa-mahasiswa suka rujakan yang kebetulan sering ketemu aja sih *apeu* Saya bahkan tak tau organisasi ini eksis karena ketika saya masuk kuliah dulu tak ada info kalau bocah-bocah Madura di Unair punya wadah sendiri. Saya cari-cari informasi tempat kos saja susah. Untunglah ada Mbak Ulva -generasi pertama di kost DB 6- yang mau-maunya saya ribetin dengan tanya-tanya tempat kos dan saya pinjem rok-nya untuk pengukuhan, hahaha.
Indah yang pertama kali mengajak saya untuk ikut kumpul-kumpul Formara. Waktu itu, masih tanpa ada agenda yang jelas, bikin forum di belakang perpus *tempat favorit*, dan hanya sekedar kenal-kenalan sambil curi-curi pandang siapa tau ada yang bisa digebet *nggak lah, please!* Yang dari Bangkalan dikit amat ya, Kak. Masa anak Bangkalan yang masuk Unair nggak banyak sih? *iye, banyakan ke UWK soalnya, pingin jadi dokter semua*
Ternyata saat itu Formara sudah mau ganti kepemimpinan. Berdasarkan musyawarah ala-ala ini, akan dibuat skenario masing-masing kabupaten akan menunjuk satu orang perwakilan untuk menjadi calon ketua. Yang dari Bangkalan cuma ada saya, Indah, Firda, Titin juga sepertinya, Tirto, dan Ainul. Ketemu di perpus, dan langsung 'memaksa' Ainul untuk jadi calon, wkwkwkwk. Semoga Ainul nggak pernah dendam pada kami semua 😆 Kan udah gue bikinin visi-misi, Pak 😒
Singkat cerita, Ainul akhirnya jadi Ketua Formara. Saya yang nggak tau gimana caranya cari duit, disuruh jadi Danus. Sepertinya itu cara Ainul balas dendam deh -___-" Jadi lah saya paksa saja semua orang untuk ikut menemani saya berjualan di kampus C, hahaha. Waktu itu momennya daftar ulang maba, jadi sekitar auditorium jadi ramai sekali. Lahan basah banget buat jualan tisu, minuman dingin, dan kue-kue. Saya, Indah, Ainul, dan Tirto bahkan pernah merasakan dinginnya udara pagi sepanjang Dharmawangsa - Pasar Kembang untuk kulakan beli kue sehingga siangnya bisa dijual lagi. Pernah juga malam-malam ke Indogrosir berdua dengan Indah, membawa berkardus-kardus Momogi, atau gotong-gotong kresek ukuran jumbo berisi keripik singkong. Demi apa 😨😆
![]() |
entah Indah ini ngapain 😂 |
Acara besar Formara yang bikin kepala paling mumet adalah try out akbar se-Madura pertama tahun 2012. Saya memang cuma ngurusin anggaran dan per-duit-an doang, tapi percayalah, mendengar rekan seksi lain dalam kendala itu juga bikin ikutan mumet kok. Pulang dari rumah Indah sampai malam-malam sekali, ngitungin duit berkali-kali karena khawatir ada yang ilang, natain meja di MAN, nyiapin konsumsi buat panitia, dan lain lainnya lah. Apalagi yang tahun depannya ngurusin Dies Natalis Formara yeee... nggak kebayang mumetnya lah saya.
![]() |
jadul amat yak... ini anak kuliahan tahun berapa sik XD |
Semoga Formara makin berkembang dari tahun ke tahun. Semoga makin bisa menginspirasi dan memberi kontribusi untuk tanah Madura, dan semoga Ainul segera bertemu jodohnya, biar nggak resek waeeee...💢💞💇
No comments:
Post a Comment