Ada yang pernah dengar istilah Hallyu Wave? :D
Pasti banyak lah ya, hahaha. Ini lagi ada apa coba tiba-tiba
bahas Hallyu Wave? #mendadak fangirl Dalam bahasa saya nih, Hallyu Wave adalah
pengaruh yang dibawa oleh industri hiburan Korea Selatan ke seluruh penjuru
dunia untuk mengenalkan budaya mereka. Keren nggak sih? Pemerintah Korea
Selatan punya misi budaya yang didukung oleh industri hiburannya, jadi mereka
nggak jalan sendirian.
Berhasil nggak? Banget.
Hampir semua boy band dan girl band asal Korea Selatan punya
fan base di setiap negara. Hampir sebagian besar pernah didatangkan untuk
konser di Indonesia meskipun tiketnya dijual dengan harga fantastis. Ya untuk
saya sih, tiket Festival seharga segitu pasti saya prioritaskan untuk nyicil DP
rumah :p #emakemakbanget Tapi jujur saja nih, saya juga berkeinginan untuk
suatu saat nanti menonton konser boyband kesayangan saya di sini, hahaha
Gambar dari sini |
Lalu, jaman sekarang siapa sih yang nggak tau drama Korea
(drakor)? Minimal pernah tau iklannya kan di TV? Drama Korea ini kalau di sini
sebelas dua belas lah dengan sinetron. Ceritanya ya fiksi, jarang yang based on true story. Tapi dari segi
kekuatan cerita dan akting pemain, keliatan sekali bedanya *wink wink :p
Nah entah kenapa nih, akhir-akhir ini saya jadi keranjingan
nonton drakor #lahkemanaajaBuk? :p Dulu
ketika masih kuliah, teman-teman saya sudah heboh membahas drakor terbaru dan
saling tukar-menukar episode drakor yang sudah di-download sebelumnya. Saya?
nggak tertarik sama sekali, mwahahahaha. Saya hanya tertarik menonton variety
show Running Man, itupun dengan meminta rekomendasi episode mana yang bagus :D
Saya familiar dengan judul
49 Days, Rooftop Prince, City Hunter, Heartstrings, atau sebut saja apa
deh, saya pasti pernah dengar karena teman-teman sepermainan selama kuliah sering
sekali membahas itu. Begitupun dengan Lee Seung Gi, Park Shin Hye, Han Ji Min,
atau Kim So Hyun yang nggantheng itu, saya juga tau. Awal-awal sih saya bingung
kenapa drama yang mereka tonton sering berganti-ganti. Ternyata memang karena
jumlah episode tiap drama yang hanya 16 sampai 20an episode saja, membuat tren
drama cepat sekali berganti. Mungkin ini juga strategi agar penonton tidak
bosan dan agar produser drakor lebih kreatif, hahahaha
#apakabarsinetronIndonesia? :p
Tapi semua berubah sejak drakor Mas Joong Ki dan Mbak Hye
Kyo menyerang. Saya baru mengikuti Descendant of The Sun ketika di Korea sudah
tayang hingga episode 12. Tinggal 4 episode lagi tamat, tapi saya baru mulai
episode 1. Drakor yang satu ini, sukses membuat saya menyimpan semua episodenya
di dalam smartphone dan menontonnya setiap hari sampai episode terakhir. Untuk
newbie drakor macam saya, DOTS ini keren banget XD
Sejak itu saya jadi penasaran ingin menonton drakor yang
sebelumnya hanya saya tau judulnya saja. Saya juga jadi mengikuti drakor yang
sedang tren di Korea sekarang-sekarang ini dan update dramanya setiap minggu.
Untung saja suami saya nggak protes apa-apa dengan hobi baru saya ini *ya
iyalah si Abang-nya kan jadi lebih konsen nonton Euro-nya kan ya :p
Yang saya suka juga dari drakor atau variety show di Korea,
mereka tidak hanya menjual cerita. Mereka juga punya misi budaya dan
mengemasnya dengan sangat baik. Sepertinya tidak mau kalah dengan Jepang yang
sudah lama maju duluan lewat manga dan anime ya. Sebut saja di Running Man yang
lokasi syutingnya berpindah-pindah dan hampir selalu memperkenalkan landmark
Korea yang keren-keren, atau di drakor yang menyertakan adegan makan aneka
ragam makanan Korea. Saya yang dulunya penasaran dengan Onigiri, Sushi, atau
nasi kari, saat ini justru ingin sekali mencoba Jajangmyeon, Bibimbap,
Teokbokki atau makan ramyeon langsung
dari pancinya, hahaha
No comments:
Post a Comment