April 21, 2016

Another Social Media Story

Halooo~~~
Entah sudah berapa lama saya membiarkan blog ini terbengkalai. Hiks, sedih sendiri sih rasanya nggak bisa sering-sering nulis. Karena itu bisa jadi hidup saya lagi kacau-kacaunya atau mungkin lagi sibuk-sibuknya di kantor  TT-TT *maklum buruh pabrik* Ini juga entah kenapa, rasanya sedang ingin ngetik-ngetik saja sih. Mendadak nggak mood. Daripada banting-banting hape kan mendingan nulis.
Oiya, #People of Inspiration-nya masih akan saya lanjutkan lain hari ya. Semoga nggak kelupaan dan sempat menulis lagi, hehehe *toyorpalasendiri

Ngomong-ngomong nih, salah satu trigger saya menulis kali ini adalah karena sudah beberapa kali nih saya bertemu orang yang –kalau boleh saya bilang- galaaau saja kerjaannya. Nggak konsisten. Saya yang awalnya nggak ngurus –karena memang bukan urusan saya- jadi ikut keseret-seret. Dulu sekali nih, si oknum ini sering muncul dan wira-wiri di TL saya mengeluhkan ini itu. Saya cuekin saja sih, meski sempat bertanya-tanya, sedikit khawatir juga orang ini sedang ada masalah apa. Tapi karena saya bukan siapa-siapanya, saya ngggak sampai yang menghubungi untuk bertanya, hanya memantau saja. Pikir saya, tidak lama lagi pasti curhat lagi deh orang ini di medsos, hahaha. Benar juga sih, tidak lama, ada lagi rentetan kesedihan-kesedihan lain, meskipun saya masih belum bisa merangkai masalah sebenarnya apa. *sepertinya pas ini saya lagi kurang kerjaan :D

Gambar dari sini
Yang saya jadikan pelajaran dari oknum ini adalah jangan suka membagi masalah ke media sosial, karena bisa menurunkan harga pasaran, hahahaha. Saya sempat lihat komen-komennya sih, banyak yang antipati ke dia loh jadinya. So, bukannya menyelesaikan masalah, curhat di medsos malah bisa membuat masalah baru kan ya? *iyain aja biar cepat*

Saya juga punya masalah. Everybody does have their own problems. Tapi ya sudahlah ya. Kalau dalam kasus saya sih, cukup saya dan suami yang tau. Lagipula tidak ada untungnya juga dikasihani orang lain kan. Yang belum kenal apalagi *kalau disebarkan ke medsos*masalah bukannya selesai, malah memunculkan opini public yang –bisa jadi- tidak benar.

Nah kembali ke cerita saya bersama si oknum ini. Pada satu dan lain kesempatan, saya berinteraksi lagi dengannya di dunia nyata. Ealah lha kok, galaunya tetep, dan endingnya jadi merepotkan kami berdua  -___-“ akhirnya saya dan suami bersepakat untuk menyudahi saja lah urusan kami dengan si oknum ini. Bukan bermaksud memutus silaturahmi ya, hanya memperkecil kemungkinan urusan seriusnya dengan orang ini. Kalau hanya urusan haha hihi masih oke lah. Urusan yang nggak sampai masuk ke hati maksudnya. Bisa bedain kan ya? *sekali lagi, iyain aja :p

Anyway… saya menulis ini bertepatan dengan Hari Kartini. Selamat Hari Kartini yaaa untuk wanita Indonesia :D *oke ini endingnya maksa* *biarin aja*

No comments:

Post a Comment