Halooo~~~
Entah sudah
berapa lama saya membiarkan blog ini terbengkalai. Hiks, sedih sendiri sih
rasanya nggak bisa sering-sering nulis. Karena itu bisa jadi hidup saya lagi
kacau-kacaunya atau mungkin lagi sibuk-sibuknya di kantor TT-TT *maklum buruh pabrik* Ini juga entah
kenapa, rasanya sedang ingin ngetik-ngetik saja sih. Mendadak nggak mood.
Daripada banting-banting hape kan mendingan nulis.
Oiya,
#People of Inspiration-nya masih akan saya lanjutkan lain hari ya. Semoga nggak
kelupaan dan sempat menulis lagi, hehehe *toyorpalasendiri
Ngomong-ngomong
nih, salah satu trigger saya menulis
kali ini adalah karena sudah beberapa kali nih saya bertemu orang yang –kalau boleh
saya bilang- galaaau saja kerjaannya. Nggak konsisten. Saya yang awalnya nggak
ngurus –karena memang bukan urusan saya- jadi ikut keseret-seret. Dulu sekali
nih, si oknum ini sering muncul dan wira-wiri di TL saya mengeluhkan ini itu.
Saya cuekin saja sih, meski sempat bertanya-tanya, sedikit khawatir juga orang
ini sedang ada masalah apa. Tapi karena saya bukan siapa-siapanya, saya ngggak
sampai yang menghubungi untuk bertanya, hanya memantau saja. Pikir saya, tidak lama lagi pasti curhat lagi
deh orang ini di medsos, hahaha. Benar juga sih, tidak lama, ada lagi rentetan
kesedihan-kesedihan lain, meskipun saya masih belum bisa merangkai masalah
sebenarnya apa. *sepertinya pas ini saya lagi kurang kerjaan :D
Gambar dari sini |
Yang saya
jadikan pelajaran dari oknum ini adalah jangan suka membagi masalah ke media
sosial, karena bisa menurunkan harga pasaran, hahahaha. Saya sempat lihat komen-komennya
sih, banyak yang antipati ke dia loh jadinya. So, bukannya menyelesaikan
masalah, curhat di medsos malah bisa membuat masalah baru kan ya? *iyain aja
biar cepat*
Saya juga
punya masalah. Everybody does have their own problems. Tapi ya sudahlah ya.
Kalau dalam kasus saya sih, cukup saya dan suami yang tau. Lagipula tidak ada
untungnya juga dikasihani orang lain kan. Yang belum kenal apalagi *kalau
disebarkan ke medsos*masalah bukannya selesai, malah memunculkan opini public yang
–bisa jadi- tidak benar.
Nah kembali
ke cerita saya bersama si oknum ini. Pada satu dan lain kesempatan, saya
berinteraksi lagi dengannya di dunia nyata. Ealah lha kok, galaunya tetep, dan
endingnya jadi merepotkan kami berdua
-___-“ akhirnya saya dan suami bersepakat untuk menyudahi saja lah
urusan kami dengan si oknum ini. Bukan bermaksud memutus silaturahmi ya, hanya
memperkecil kemungkinan urusan seriusnya dengan orang ini. Kalau hanya urusan
haha hihi masih oke lah. Urusan yang nggak sampai masuk ke hati maksudnya. Bisa
bedain kan ya? *sekali lagi, iyain aja :p
No comments:
Post a Comment