March 27, 2015

Tentang Menahan Diri ;)

Lupa dapat darimana ._.v
Saya lupa kutipan ini awalnya saya dapat darimana. Mungkin dari Path, Facebook, Twitter atau social media lain yang kebetulan saya buka dan kemudian saya simpan gambarnya. 

Begitu membacanya pertama kali, bisa dibilang saya agak sedikit tertampar sih. Tulisan ini seakan mengingatkan saya –lagi- untuk lebih menahan diri dan tidak “aneh-aneh” dalam berkata atau membuat postingan di social media. Mungkin memang tidak semua manusia sesensitif saya. 

Tapi kalau ternyata ada yang justru lebih sensitif dan kemudian salah sangka? Tidak ada yang bisa menebak kan? Mengutarakan isi hati sih tidak selalu salah, tapi jujur saja deh, berapa banyak sih yang tidak merasa terganggu dengan :
"Plis deh, hari gini nggak bisa naik motor?”
“Kapan nikah?”
“Kapan lulus? Kok lama sih”, hingga
“Gajinya sekarang berapa?” atau
 “Wajar sih, orang Madura biasanya gitu”

Ini film Disney sudah mau dibikin versi manusia semua kok ya omongannya kadang masih berbau-bau SARA ya :))

Yang bertanya atau mengungkapkan ini bukan anak ingusan yang masih berseragam putih biru atau abu-abu lo… bahkan yang –katanya- sudah lulus sarjana juga masih sering tuh.

Yaaaa… namanya juga manusia. Dengan segala karakter unik dan susah ditebaknya. Di satu sisi kita yang harus maklum, dan di sisi lain harus mulai di.rem nih kebiasaan asal nyeplos tanpa dipikir dulu akibatnya. Lupa untuk memilah dan memilih terlebih dahulu mana yang perlu diungkapkan, mana yang tidak. Mana yang perlu ditanyakan, mana yang tidak. Jangan sampai hanya karena ocehan tetangga yang bahkan tidak ikut pusing memikirkan cicilan rumah, kita jadi kebakaran jenggot.

Kadang kutipan silence is golden when you can’t think of a good answer ini benar adanya. Jadi jangan heran kalau suatu saat nanti ketemu saya lagi dan ternyata saya berubah jadi lebih pendiam ya :p *gak mungkin

Saya pernah bertemu seseorang yang “nyeplos” banget, tapi masih tetap sopan dan menjadi teman yang menyenangkan. Saya yakin banyak yang masih mau berteman dengannya dan memang terbukti dia memiliki pergaulan yang luas dengan kakak ataupun adik angkatan. Tapi saya juga punya pengalaman bertemu orang lain yang omongannya hampir selalu bernada menuduh dan menyindir. Nyinyir mungkin ya istilahnya  *atau mungkin ada yang tau istilah lain?* Kalau feeling saya sih, anak ini sebenarnya iri saja sama saya hahahaha :)) Hmmm… sudah jelas lah ya yang mana yang perlu dipelihara pertemanannya? :p

Yuk mari berbenah diri demi masa depan yang lebih baik. Apalagi buat yang sudah usia-usia segini. So, sudah siap menahan diri dan menjadi seorang yang lebih mulia? ;)


No comments:

Post a Comment