Lupa dapat darimana ._.v |
Saya lupa kutipan ini awalnya saya dapat darimana. Mungkin dari Path,
Facebook, Twitter atau social media lain yang kebetulan saya buka dan kemudian
saya simpan gambarnya.
Begitu membacanya pertama kali, bisa dibilang saya agak
sedikit tertampar sih. Tulisan ini seakan mengingatkan saya –lagi- untuk lebih
menahan diri dan tidak “aneh-aneh” dalam berkata atau membuat postingan di
social media. Mungkin memang tidak semua manusia sesensitif saya.
Tapi kalau ternyata
ada yang justru lebih sensitif dan kemudian salah sangka? Tidak ada yang bisa
menebak kan? Mengutarakan isi hati sih tidak selalu salah, tapi jujur saja deh, berapa
banyak sih yang tidak merasa terganggu dengan :
"Plis deh, hari gini nggak bisa naik motor?”
“Kapan nikah?”
“Kapan lulus? Kok lama sih”, hingga
“Gajinya sekarang berapa?” atau
“Wajar sih, orang Madura biasanya
gitu”
Ini film Disney sudah mau dibikin versi manusia semua kok ya omongannya
kadang masih berbau-bau SARA ya :))
Yang bertanya atau mengungkapkan ini bukan anak ingusan yang masih
berseragam putih biru atau abu-abu lo… bahkan yang –katanya- sudah lulus sarjana
juga masih sering tuh.
Yaaaa… namanya juga manusia. Dengan segala karakter unik dan susah
ditebaknya. Di satu sisi kita yang harus maklum, dan di sisi lain harus mulai
di.rem nih kebiasaan asal nyeplos tanpa dipikir dulu akibatnya. Lupa untuk
memilah dan memilih terlebih dahulu mana yang perlu diungkapkan, mana yang
tidak. Mana yang perlu ditanyakan, mana yang tidak. Jangan sampai hanya karena
ocehan tetangga yang bahkan tidak ikut pusing memikirkan cicilan rumah, kita
jadi kebakaran jenggot.
Kadang kutipan silence is golden
when you can’t think of a good answer ini benar adanya. Jadi jangan heran
kalau suatu saat nanti ketemu saya lagi dan ternyata saya berubah jadi lebih
pendiam ya :p *gak mungkin
Saya pernah bertemu seseorang yang “nyeplos” banget, tapi masih tetap
sopan dan menjadi teman yang menyenangkan. Saya yakin banyak yang masih mau
berteman dengannya dan memang terbukti dia memiliki pergaulan yang luas dengan
kakak ataupun adik angkatan. Tapi saya juga punya pengalaman bertemu orang lain
yang omongannya hampir selalu bernada menuduh dan menyindir. Nyinyir mungkin ya
istilahnya *atau mungkin ada yang tau
istilah lain?* Kalau feeling saya sih, anak ini sebenarnya iri saja sama saya hahahaha :)) Hmmm… sudah jelas lah
ya yang mana yang perlu dipelihara pertemanannya? :p
Yuk mari berbenah diri demi masa depan yang lebih baik. Apalagi buat yang
sudah usia-usia segini. So, sudah siap menahan diri dan menjadi seorang yang
lebih mulia? ;)
No comments:
Post a Comment