Beberapa
orang yang kenal saya mungkin tahu kalau saya sangat menyukai binatang.
Khususnya kucing. Entah kenapa saya selalu suka kucing mulai dari yang kecil
sampai yang besar. Yang seukuran macan atau singa juga menurut saya lucu :3
itulah kenapa sampai sekarang pun saya masih memelihara kucing setelah tinggal
berdua bersama suami.
Kucing yang
saya dapat bukan dari hasil membeli di pet shop. Melainkan saya “angkut” dari
tempat-tempat umum yang kebetulan saya dan suami singgahi. Terutama kucing
kecil yang mengeong-ngeong dan terlihat sedih *apadeh* kemudian mengikuti
langkah kaki kami, hmmmfffhht saya nggak tahan biasanya. Langsung angkut deh.
Untunglah
pasangan saya tidak mempermasalahkan hal ini. Saat ini suami saya jadi
ikut-ikutan suka kucing. Padahal kalau dari cerita ibunya, dulu dia takut
kucing, hahaha. Beraninya hanya melihat dari jauh. Pernah ngelus-ngelus
sebentar, takut-takut, terus ngeloyor
pergi. Hmm.. coba sekarang, kayaknya kucingnya deh yang takut dielus-elus dia.
Ngelusnya lebay, kelewat gemes katanya… :p
Anyway,
banyak yang bertanya, punya peliharaan gitu memangnya nggak repot?
Sebenarnya
tidak juga sih. Memang dasarnya saya suka, jadi ya ribut-ribut sedikit
gara-gara kucing sepertinya bukan masalah. Kadang sepulang kerja masih harus
mampir pet shop karena makanan atau pasir untuk pup-nya habis. Kami juga harus
memikirkan betul bagaimana suplai makanan dan air kucing-kucing ini ketika kami
akan meninggalkan rumah dalam waktu lama. Pernah juga harus membawa salah satu
kucing ke dokter hewan karena mogok makan. Sampai harus opname segala karena
diinfus dan besoknya saya masih bekerja sehingga harus ada yang tetap berjaga
dan meminumkan obatnya.
Ya, meskipun
kucing-kucing yang saya pelihara ini hanya “kucing kampung” kalau kata orang.
Tapi mereka yang menemani saya ketika sendirian, bertingkah lucu, dan menjadi
hiburan gratis untuk kami, menurut saya wajar saja kalau kami harus menjaga
mereka sebaik mungkin. Jadi kalau di luar sana ada yang beli peliharaan
kemudian ditelantarkan begitu saja, saya miris. Demikian juga dengan para
pemburu hewan-hewan langka atau yang menyiksa hewan sesuka hatinya. Ini yang
binatang sebenarnya yang mana… :’( Saya tidak pernah berani membaca berita
tentang penyiksaan hewan, perburuan, atau semacamnya karena pasti saya menangis
sesenggukan dan merasa bersalah karena belum bisa berkontribusi untuk menjaga
hewan-hewan yang rentan menjadi korban. Deeeuuh… harusnya saya jadi dokter
hewan saja ya…
Ini dia
sebagian kecil foto-foto kucing saya
No comments:
Post a Comment